• SMPN 28 SATAP SALENRANG
  • Tutuki Ri Kana Ingakki Ri Panggaukang

REFLEKSI PERINGATAN HARDINAS 2025

(Sambutan Kepala UPTD SMPN 28 Satap Salenrang sebagai Pembina Upacara Peringatan HARDIKNAS UPTD SDN dan SMPN  28 Satap Salenrang tahun 2025)

Oleh: Abdul Majid

Sebagai refleksi akan kecintaan kita kepada perjuangan bapak Ki Hajar Dewantara (KHD) dalam memperjuangkan pendidikan Indonesia, maka izinkan saya mengutip sejarah singkat KHD (Trisna Wulandari, detikEdu: 28 April 2025) sebagai berikut:

Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional Jang Bukan Hari Libur.

Pada hari ini, Jumat tanggal 2 Mei 2025 kita peringati bersama dalam upacara peringatan HARDIKNAS yang ke- 67 dan  peringatan kelahiran Ki Hajar Dewantara (KHD) yang ke-137.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Anak dari GPH Soerjaningrat dan cucu Sri Paku Alam III.
Sebagai bangsawan Jawa, KHD semasa kecil, sekolah di sekolah rendah untuk anak-anak Eropa, Europeesche Lagere School (ELS). Ia melanjutkan studi di Sekolah Dokter Jawa, School to Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA). Pendidikannya terhenti karena kondisi kesehatan. KHD kelak beralih menggeluti dunia jurnalistik.

Melalui tulisan-tulisannya di surat kabar dan majalah ia menyatakan kritik sosial politik kaum Bumiputra pada penjajah secara halus tetapi tetap keras, komunikatif dan mengena, seperti dikutip dari KHD: Pemikiran dan Perjuangannya yang diterbitkan Museum Kebangkitan Nasional dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional.

Atas kritiknya, KHD diasingkan ke Pulau Bangka. Ia yang kembali dari pengasingan kelak bertekad mendirikan lembaga pendidikan untuk memperjuangkan kesatuan dan persamaan lewat nasionalisme kultural serta politik.

Dari situ, lahir Perguruan Taman Siswa pada 1922 yang menyediakan layanan pendidikan bagi masyarakat Bumiputra. Mereka adalah anak-anak yang saat itu tidak diberikan akses pendidikan yang sama seperti anak bangsawan dan Belanda.

Ki Hajar Dewantara juga menolak Undang-Undang Sekolah Liar (Wilde Scholen Ordonnantie 1932). UU pemerintah kolonial ini membatasi gerak nasionalisme pendidikan dan mewajibkan sekolah swasta di Hindia Belanda untuk dapat izin dulu dari pemerintah kolonial, khususnya yang tidak disubsidi atau diberhentikan subsidinya seperti Perguruan Taman Siswa.

Melawan penjajahan melalui bidang pendidikan ini, Ki Hajar Dewantara menyerukan pihak-pihak penerima keberadaan Taman Siswa dipersilakan bergabung. Yang keberatan dipersilakan menentang, sedangkan yang tak acuh dipersilakan menjadi penonton (dikutip dari Ki Hajar Dewantara: Peran dan Sumbangsihnya bagi Indonesia oleh Adora Kirana).

Melalui Taman Siswa, Ki Hajar menerapkan sistem among atau pendidikan berjiwa kekeluargaan yang berpikir pada kondratnya, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman untuk merdeka. Dasarnya adalah semangat kebangsaan dan kebebasan berpendapat.

Dengan sistem ini, ia juga ingin merintis pendidikan yang humanis, populis, dan memelihara kedamaian dunia. Sistem ini menentang sistem pendidikan yang jamak saat itu, yakni menitikberatkan pada perintah dan sanksi; patuh soal seragam, sistem belajar, dan lain-lain yang tidak berkaitan dengan proses berpikir; serta sanksi jika tidak patuh pada sebuah aturan.

Usai wafat pada 26 April 1959, tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara dijadikan Hari Pendidikan Nasional. Diharapkan, semua insan pendidikan pada momentum ini ingat kembali akan pentingnya pendidikan bagi peradaban dan daya saing bangsa.

Tema dan Logo

Tema:

Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”

Logo:

Logo Hardiknas 2025 menampilkan tiga sosok manusia dengan warna merah, biru, dan abu-abu yang menjulang ke atas dalam pose dinamis. Ketiganya terlihat aktif, bergerak, dan seolah saling mendorong ke arah tujuan yang sama. Di bagian atas, terdapat bintang emas sebagai elemen utama yang menjadi titik arah ketiga sosok tersebut.

 Makna Setiap Unsur dalam Logo

  1. Tiga Sosok Manusia Berwarna Merah, Biru, dan Abu-abu; Ketiga sosok melambangkan keberagaman, kolaborasi, dan kebersamaan dalam dunia pendidikan. Merah menyimbolkan semangat dan energi; biru menggambarkan ketenangan dan stabilitas; sementara abu-abu mencerminkan kebijaksanaan dan keterbukaan terhadap perubahan.
  2. Gerakan Dinamis ke Atas; Posisi menjulang mencerminkan optimisme, kemajuan, dan daya juang insan pendidikan dalam membangun masa depan bangsa. Dinamika ini menandakan bahwa pendidikan adalah proses yang terus bergerak dan berkembang.
  3. Bintang Emas di Atas Sosok Tengah; Bintang ini menjadi lambang cita-cita luhur, harapan, dan tujuan utama pendidikan: mencetak generasi unggul dan berkarakter. Sosok biru yang mengarah langsung ke bintang menggambarkan fokus dan keteguhan menuju masa depan yang gemilang.
  4. Simbol Tiga Pilar Pendidikan; Tiga sosok juga mencerminkan keterlibatan tiga elemen utama dalam pendidikan: peserta didik, pendidik, dan masyarakat. Ketiganya saling mendukung dan tak dapat dipisahkan dalam proses menciptakan pendidikan bermutu.
  5. Tulisan “HARDIKNAS 2025”; Didesain dengan font tebal berwarna hitam, tulisan ini memberi kesan tegas dan kuat. Hal ini mencerminkan komitmen bangsa untuk membangun pendidikan yang inklusif, berkeadaban, dan berkelanjutan.

Pesan Penting Hardiknas 2025 (Pokok-pokok Pidato Mendikdasmen)

Hari Pendidikan Nasional merupakan momentum untuk kita meneguhkan dan meningkatkan dedikasi, komitmen, dan semangat untuk memenuhi amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan layanan pendidikan yang terbaik, bermutu, dan berkemajuan bagi seluruh anak bangsa.

Presiden Prabowo menempatkan pendidikan sebagai prioritas. Sebagaimana disebutkan dalam Asta Cita keempat, Presiden Prabowo berkomitmen membangun sumberdaya manusia yang kuat sebagai aktor dan agen perubahan yang mengantarkan Indonesia menjadi bangsa dan negara yang adil dan makmur.

Sejak Oktober 2024, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah melakukan langkah-langkah nyata membangun layanan pendidikan yang bermutu. Secara manajerial, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memperbaiki tata kelola, pembinaan, dan kinerja guru.

Secara kurikuler, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan menerapkan Pembelajaran Mendalam (deep learning), pemberlakuan Test Kemampuan Akademik (TKA), serta pembelajaran Koding, dan Kecerdasan Artifisial (AI).

Secara pedagogis, dalam rangka membentuk karakter, Kementerian membuat kebijakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang meliputi bangun pagi, beribadah, berolah raga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat, program Pagi Ceria yang meliputi Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH), menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan doa bersama. Pendidikan karakter pada tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak diluncurkan Album Kicau yang berisi lagu dan anak-anak.

Dengan semangat hari Pendidikan Nasional mari kita saling bergandeng tangan, bahu membahu, dan bergotong royong mewujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua.

Demikian, cuplikan singkat Pidato Seragam Mendikdasmen pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2025.

 

Terima kasih bapak/ibu guru dan ananda murid SD 28 Salenrang dan SMP 28 Satap Salenrang yang telah mengikuti upacara peringatan HARDIKNAS dengan hikmat, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan taufik-Nya kepada kita semua.

Salenrang, 2 Mei 2025

 

Pembina  Upacara,

Kepala UPTD SMPN 28 Satap Salenrang

 

 

Abdul Majid

NIP. 196712311990031066

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
AAJS Tingkat SMP Resmi Dimulai di SMPN 28 Satap Salenrang, Siswa Siap Hadapi Tantangan Terakhir

 Maros, 5 Mei 2025.Pelaksanaan Asesmen Akhir Jenjang Sekolah (AAJS) tingkat SMP Tahun ajaran 2024/2025 secara resmi dimulai serentak di seluruh Kabupaten Maros pada hari Senin, 5 M

05/05/2025 12:15 - Oleh Zulfiah Ulfa - Dilihat 48 kali
"Jejak KKN UINAM Angkatan 76: Langkah Kecil, Kolaborasi, Bersama Mencerdaskan Anak Bangsa!

Salenrang 9 Januari 2025,   Mahasiswa  Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) yang sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 76 Posko 8 De

10/01/2025 11:55 - Oleh Abdul Majid - Dilihat 218 kali
BK: Profesi, bukan?

oleh: ABDUL MAJID Tulisan ini seakan “menggugat” kembali profesi konselor atau guru bimbingan dan konseling di sekolah sebagai wujud kecintaan saya sebagai guru BK selama 3

14/12/2024 09:16 - Oleh Abdul Majid - Dilihat 221 kali
Tika: Profil Tokoh Minggu Ini

Firtriani Saltika, lahir di Maros, pada tanggal 01 Juli 2012. Tika panggilan akrabnya adalah anak ke-3 dari empat bersaudara dari pasangan ibunda Salmah dan ayahanda Muh. Rasyid. 

13/12/2024 10:23 - Oleh Abdul Majid - Dilihat 213 kali
PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH: REFLEKSI MODUL 3

Pada hari ke-11 Pembekalan Calon Fasilitator Pendidikan Guru Penggerak Kemdik Dasmen RI, Peserta diminta menyampaikan refleksi terhadap konsep  pemimpin pembelajaran dalam pengemba

13/12/2024 06:30 - Oleh Abdul Majid - Dilihat 425 kali
Kegiatan AAJS di SMPN 28 Satap Salenrang Resmi Dimulai

Salenrang, 9 Desember 2024 – SMPN 28 Satap Salenrang memulai pelaksanaan kegiatan Assesment Akhir Jenjang Sekolah (AAJS) pada tanggal 9 hingga 16 Desember 2024. Kegiatan ini diiku

09/12/2024 08:25 - Oleh Nur Hikmah Gaffar - Dilihat 336 kali
Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan: Refleksi Kritis Nilai Guru Penggerak

Artikel ini ditulis sebagai tugas mandiri Pembekalan Calon Fasilitator Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 21 Kemristek Dikti. Semangat untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai

06/12/2024 11:37 - Oleh Abdul Majid - Dilihat 220 kali
Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

(Tugas Mandiri CF-21 PGP Kemdikbud Ristek) Tulisan ini merupakan tanggapan dan pemikiran refflektif tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD). Setidaknya ada enam poin yang

03/12/2024 00:42 - Oleh Abdul Majid - Dilihat 187 kali
Refleksi Peran Fasilitator dalam Pengembangan Kepemimpinan Pembelajaran

(H2 Pembekalan Cafasil PGP Angkatan 21 Kemdikbud Ristek) oleh: Abdul Majid Penulis adalah peserta Pembekalan Calon Fasilitator Pendidikan Guru Penggerak Direktur Kepala Sekolah, Penga

01/12/2024 19:02 - Oleh Abdul Majid - Dilihat 244 kali
"Fasil: 21 Langkah Menjadi Guru Hebat"

21 langkah Fasilitator Program Guru Penggerak  handal: Kenali potensi diri; Pahami kekuatan dan kelemahan pribadi.  Pahami filosofi pendidikan; khususnya pemikiran Ki Haja

27/11/2024 09:33 - Oleh Abdul Majid - Dilihat 187 kali